Jumat, 27 September 2019



Alhamdulillah......atas rahmat dari Allah hari ini Jum'at tgl. 27 September 2019 MWC NU Megaluh telah melangsungkan agenda lima tahunan yakni KONFERENSI MWC NU MEGALUH Periode 2019/2025.
Semoga membuahkan hasil jajaran kepengurusan yang lebih baik demi kemajuan NU fi Kec. Megaluh.

Senin, 23 September 2019

Kisah Mu'adz bin Jabal r.a

Mu'adz bin Jabal dilahirkan 20 tahun sebelum Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Ia adalah seorang pemuda yang rupawan lemah lembut perangainya berakhlak mulia, dan pribadinya selalu dihiasi dengan sifat rendah hati.

Sejak masuk Islam, Mu'adz bin Jabal selalu menemani Rasulullah pergi kemana saja beliau pergi. Ia tumbuh dan besar dibawah bimbingan Rasulullah, hingga akhirnya ia menjadi seorang pakar hadits dan memiliki akal yang cerdas.

cerita kisah Islami untuk anak lengkap bergambar
Kisah para sahabat Nabi

Hal pertama yang dilakukan Rasulullah ketika sampai di Madinah adalah membangun masjid. Dengan hati yang penuh keikhlasan dan kebahagiaan, sahabat Mu'adz bin Jabal turut membangun pembangunan masjid ini.

Setelah membangun masjid selesai, Rasulullah menguatkan ikatan tali persaudaraan sesama kaum Muslimin di Madinah, antara kaum Anshar Madinah dan kaum Muhajirin Mekkah. Dalam ikatan persaudaraan ini, Rasulullah mempertemukan Mu'adz bin Jabal dengan Abdullah bin Mas'ud.

Sang Mujahid

Adik-adik, dalam menyebarkan agama Islam, sahabat Mu'adz bin Jabal memiliki peran yang besar. Pada tahun ke-2 Hijriyah, ketika Perang Badar, Mu'adz bin Jabal beserta kaum Muslimin berjuang dengan penuh semangat di medan perang.

Hingga Allah SWT mengabadikannya di dalam Al-Quran :
"Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar. Padahal ketika itu kamu adalahorang-orang yang lemah. Karena itubertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya." (Q.S: Ali Imran: 123).

Saat perang Badar terjadi, Mu'adz bin Jabal ketika itu masih berusia 20 tahun.

Kemudian tahun berikutnya, pada tahun ke-3 Hijriyah, terjadi perang Uhud. Pada peperanagan kali ini, kekalahan menimpa kaum Muslimin. Kekalahan ini akibat kelicikan kaum Munafik Madinah. Akan tetapi, sahabat Mu'adz tetap teguh, pantang menyerah, dan selalu menemani Rasulullah Saw. dalam berjihad di medan perang.
cerita kisah Islami untuk anak lengkap bergambar
Kisah para sahabat Nabi

Dan banyak peperangan yang lain yang sahabat Mu'adz ikut bertempur, seperti perang Khandaq, dimana semua kelompok musuh mengepung kota Madinah, Mu'adz bin Jabal termasuk orang yang sabar, tegar dan berfikiran jernih menghadapi situasi yang mencekam itu. Setiap peperangna yang terjadi, Mu'adz bin Jabal selalu ikut serta menemani Rasulullah Saw. dengan gagah berani, ia selalu berada di garis terdepan.

Hakim di Negri Yaman

Suatu hari, Rasulullah Saw. memberi kepercayaan penuh kepada Mu'adz bin Jabal untuk mengurusi umat Islam di Yaman. Ia diutus kesana untuk menjadi hakim dan membimbing mereka.

Sebelum berangkat, Rasulullah Saw. memberi nasehat dan kemudian bertanya kepada Mu'adz.
"Wahai Mu'adz, dengan apa kamu akan memutuskan suatu perkara?" Mu'adz menjawab, "Aku akan menggunakan kitab Allah"

Rasulullah Saw. kemudian bertanya lagi, "Apabila kamu tidak menemukan di kitab Allah?" Mu'adz menjawab, "Aku akan menggunakan sunnah Rasulullah Saw."

Rasulullah Saw. bertanya kembali, "Apabila kamu tetap tidak menemukannya di sunnah Rasulullah Saw.?" Mu'adz menjawab, "Aku akan berijtihad dengan akalku dan tidak akan berlebih-lebihan."

Mendengar jawaban cerdas Mu'adz ini, Rasulullah Saw. merasa senang dan kemudian bersabda, "Segala puji bagi Allah SWT. yang telah sepakat dengan utusan-Nya dengan apa yang diridhai Rasulullah Saw."

Tatkala Mu'adz hendak berjalan pergi, Rasulullah berwasiat kepadanya, "Wahai Mu'adz, barangkali kamu tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini. Kelak kamu akan melintasi masjid dan makamku berada di atasnya (tanah)," ucap Rasulullah menasehati.

Mendengar wasiat Rasulullah Saw. ini, hati Mu'adz pun tersentuh. Ia sedih hingga meneteskan air mata.

Kepribadian Mu'adz bin Jabal

Mu'adz adalah seorang lelaki yang bertakwa kepada Allah SWT. Ia seorang yang alim, zuhud dan juga pendidik yang penuh dengan keikhlasan. Sehingga orang-orang yang mengenal dirinya pun menaruh hormat kepadanya.

Mengenai hal ini, Rasulullan Saw. pernah bersabda, "Mu'adz bin Jabal adalah umatku yang paling mengerti mengenai halal dan haram," dan sabda beliau yang lain, "Mu'adz bin Jabal adalah seorang imam para ulama."

Berkat keagungan sifatnya dan kecemerlangannya dalam memberi keputusan hukum yang dimiliki Mu'adz bin Jabal, Abdullah bin Mas'ud memujinya dengan berkata, "Mu'adz bin Jabal adalah seorangimam yang dapat dijadikan teladan bagi umat Islam, ia patuh kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya. Dan juga selalu berpegang teguh kepada kebenaran."

Lalu salah satu sahabat bertanya kepada Ibnu Mas'ud, "Wahai Ibnu Mas'ud, sesungguhnya Nabi Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan. Ia juga patuh kepada Allah SWT. dan juga selalu memegang kebenaran."

Ibnu Mas'ud lalu berkata, "Sesungguhnya kita tidak menyamakan Mu'adz bin Jabal dengan Nabi Ibrahim." Kemudian ia melanjutkan dengan bertanya, "Apakah kalian tahu, apa itu imam dan apa itu suri tauladan?" tanya Ibnu Mas'ud.

"Hanya Allah lah yang tahu," jawab mereka. Kemudian Ibnu Mas'ud berkata, "Imam adalah seorang yang mengajari menusia tentang kebaikan, sementara suri tauladan adalah orang yang taat kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya. Sedangkan Mu'adz bin Jabal adalah orang yang mengajari manusia tentang kebaikan dan juga senantiasa patuh kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya."

Jumat, 26 Juli 2019

Rangkuman Materi SKI Kelas 7
Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
Jazirah Arab atau semenanjung Arabia adalah daerah yang berbentuk memanjang dan tidak parallelogram. Di sebelah utara berbatasan dengan Palestina dan padang Syam, di sebelah timur berbatasan dengan Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedangkan di sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dikelilingi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia.
Secara umum, keadaan wilayah di Jazirah Arab adalah tandus, sehingga hal ini melindunginya dari penjajahan dan penyebaran agama. Wilayah yang dianggap cukup subur adalah daerah Yaman yang terletak di sebelah selatan.
Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran besar yang berada di sebelah utara, yaitu kekaisaran Persia yang beragama Majusi (penyembah api) dengan kitab sucinya Zend Avesta dan kekaisaran Romawi yang beragama Nasrani/kristen dengan kitab sucinya Injil.
Kehidupan penduduk Arab pada masa itu rata-rata hidup nomaden (suka berpindah-pindah dan mengembara). Selain itu, kehidupan mereka dibentuk berdasarkan kabilah (suku). Kabilah ini dibentuk oleh kelompok-kelompok keluarga atas dasar pertalian darah (nasab), perkawinan dan sumpah setia. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang Syaikh yang dipilih dari seorang anggota tertua melalui musyawarah.
Secara garis besar, ada dua macam penduduk yang hidup di Arab ketika itu, yaitu:
Penduduk kota, rata-rata pedagang dengan dua kota terkenalnya yaitu Mekkah dan Madinah.
Penduduk desa (badui), rata-rata petani, peternak dan penggembala.
Masa kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam dinamakan masa Jahiliyah (masa kebodohan). Disebut Jahiliyah bukan karena tidak berilmu, tetapi karena penduduknya kebanyakan suka berbuat kejahatan, suka berperang, membunuh, melecehkan wanita, melakukan takhayul, menyembah berhala dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan itu adalah contoh kebudayaan arab Jahiliyah yang buruk. Akan tetapi ada beberapa kebudayaan Arab jahiliyah yang baik, di antaranya di bidang kesusastraan (seni), di mana masyarakat Arab suka sekali membuat karya-karya syair (puisi) dan para penyair pada waktu itu dianggap orang yang mempunyai kedudukan tinggi.
B. Misi Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
1. Kelahiran Nabi Muhammad
Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah (Hijaz) pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan tanggal 20 April 571 Masehi.
Beliau wafat pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M.
Beliau merupakan keturunan suku Quraisy, suku bangsawan yang sangat berpengaruh di Arab.
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang wafat ketika beliau masih berada dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Sedangkan ibunya wafat ketika beliau berumur 6 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun dan oleh pamannya, Abu Thalib.
2. Kerosulan Muhammad
Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah, seorang janda kaya yang berusia 40 tahun. Kemudian selang beberapa lama beliau mendapat gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya), gelar ini diberikan karena beliau berhasil mengatasi perselisihan para pemuka suku Quraisy dalam peletakkan Hajar Aswad (batu hitam yang suci) di dinding Ka’bah.
Pada usia 40 tahun, beliau sering datang ke Gua Hira yang terletak di perbukitan Jabal Nur untuk bertahanuts atau melakukan pemusatan jiwa dan merenungi keadaan masyarakat arab yang masih Jahiliyah. Pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M. ketika sedang bertahanuts, datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu al-Quran Surat al-‘Alaq ayat 1-5:
إقرأ باسم ربك الذي خلق {} خلق الإنسان من علق {} إقرأ وربك الأكرم {} الذي علم بالقلم {} علم الإنسان ما لم يعلم
Artiya;
” Bacalah Atas Nama Tuhanmu Yang Telah Menjadikan Makhluk. Dia Telah Menjadikan Menusia Dari Segumpal Darah. Bacalah ! Tuhan Engkaualah Yang Amat Pemurah. Yang Mengajar Manusia Dengan Pena. Dia Mengajar Manusia Apa-apa Yang Belum Diketahui. ( Qs. Al-alaq; 1 – 5 )
Dengan turunya wahyu yang pertama manandakan bahwa Allah SWT telah mengangkat Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Nya. Setelah menerima wahyu yang pertama Nabi Muhammad SAW tidak langsung bergerak untuk berda’wah. Nabi Muhammad saw. dalam kondisi bingung, takut dan gemetar yang akhirnya ditenangkan oleh istri beliau yaitu Siti Khadijah.
Kemudian setelah itu, turun wahyu yang kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7. Dengan turunnya wahyu yang kedua ini maka beliau memulai dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi
Sasaran dakwahnya terbatas pada orang-orang dekat disekitar beliau . Yang mula-mula menerima dakwah beliau adalah Siti Khodijah( istrinya) Ali bin Abi Talib (anak pamannya),Abu Bakar (sahabat nya), dan Zaed bin Harisah (pembantunya).
3. Dakwah Pada Masa Awal
Dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Dakwah ini dilakukan selama kurang lebih tiga tahun dan berhasil mengislamkan:
1.Khadijah (istri Nabi)
2. Abu Bakar (sahabat dekat Nabi)
3. Ali bin Abi Thalib (sepupu Nabi)
4. Zaid bin Haritsah (budak yang dipelihara Nabi),
5. Bilal bin Rabah (seorang budak kulit hitam)
6. Utsman bin Affan
7. Zubair bin Awwam
8. Sa'ad bi abi Waqash
9. Talhah bin Ubaidillah
10.Abdurrahman bin Auf
11.Arqam bin Abil Arqam dan lain-lain.
(Orang-orang yang disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam).
Dakwah secara terang-terangan.
Dakwah ini dilakukan selama sepuluh tahun setelah turun Al-Qur’an surat al-Hijr ayat: 94
(فاصدع بما تؤمر واعرض عن المشركين)
Dengan semangat tinggi dan pantang mundur, langkah pertama yang dilakukan Nabi dalam berdakwah dengan cara terang-terangan adalah mengumpulkan warga kota Mekkah di bukit Shofa. Di antara orang-orang yang hadir adalah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Umar bin Khattab. Setelah semua berkumpul, Nabi mulai berdakwah, tetapi Nabi malah dicemooh dan dilempari. Bahkan Abu Lahab mencaci-maki dan melempari beliau dengan batu. Akhirnya pertemuan itu berakhir dengan kekacauan. Meskipun demikian, dakwah dengan cara ini telah memberikan hasil dengan bertambahnya jumlah pemeluk Islam dari golongan lemah seperti wanita, budak, pekerja dan orang-orang miskin .
4. Hambatan-hambatan Dakwah Nabi Di Mekkah
Banyaknya tokoh bangsawan kafir Quraisy yang menolak, menentang dan mengancam Nabi seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan. Penentangan ini dilakukan oleh mereka dengan alasan:
1.Nabi yang keturunan Bani Hasyim dianggap akan menundukkan dan menguasai otoritas politik dan ekonomi bangsa Arab yang saat itu dipegang oleh Bani Abdi Syam
2.Kekhawatiran akan hilangnya sistem kasta di kehidupan sosial masyarakat Arab. Dalam hal ini derajat dan kehormatan para bangsawan Arab Quraisy merasa terancam dalam hal kekuasaan, wibawa dan pengaruh di masyarakat.
3.Nabi akan menghilangkan tradisi yang sudah diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang mereka.
Adanya bujukan dari pamannya Abu Thalib (pelindung Nabi) agar menghentikan dakwah. Bujukan ini dilakukan pamannya karena ia didesak oleh para tokoh kafir Quraisy untuk menghentikan kegiatan Nabi dalam berdakwah. Namun demikian, bujukan ini tidak berhasil karena keteguhan Nabi dalam berdakwah.
Banyaknya para pengikut Nabi yang disiksa karena masuk Islam, seperti Bilal bin Rabah, Zubair bin Awwam dan Abu Bakar, sehingga Nabi sempat memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia).
Adanya pemboikotan kaum kafir Quraisy yaitu: 1)tidak mau berbicara dengan orang Islam, 2)tidak mau jual beli dengan orang Islam, 3)dan tidak mau menikah dengan orang Islam. Pemboikotan ini berjalan selama 3 ( tiga ) tahun lamanya, dan berhenti pemboikotan ini setelah papan pengumuman yang dipasang di Ka’bah habis dimakan rayap. Selain itu beberapa orang Quraisy juga mempunyai perasaan tidak tega melihat akibat pemboikotan tersebut.
Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam (Sahabat Bilal) Ketika Mereka Menyatakan dan memepertahankan Keislaman sehingga mereka disiksa oleh orang-orang Kafir
5. Misi Dakwah Nabi Di Mekkah
Misi dakwah Nabi selama berada di Mekkah, intinya, adalah mengajak masyarakat untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin. Di antara misi dakwah tersebut adalah:
1.Mengajak masyarakat agar menyembah hanya kepada Allah SWT semata (tauhid) dan menyuruh mereka meninggalkan menyembah berhala.
2.Mengajarkan adanya hari kiamat, yang mana setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban selama mereka hidup di dunia.
3.Mengajak masyarakat berbuat baik dan berakhlak terpuji dan melarang berbuat kejahatan dan kerusakan.
4.Mengajak masyarakat untuk menegakkan keadilan dan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan.
6. Ibrah/Hikmah Dakwah Nabi Di Mekkah
kepribadian Nabi yang mempunyai sifat sidik (selalu benar), amanah (dapat dipercaya), Tabligh (berani menyampaikan) dan fatonah (cerdas).
Tidak pernah menyerah dalam berdakwah, walaupun banyak ancaman yang dihadapi
Berani berkorban harta benda dan nyawa.
Dalam berdakwah, selalu menggunakan siasat atau cara yang baik dan bertahap. Tahap pertama dengan sembunyi-sembunyi guna menyusun kekuatan dan tahap kedua dengan terang-terangan (terbuka).
7. Hal-hal Yang Perlu Diteladani Dari Perjuangan Dakwah Nabi Di Mekkah
Menampilkan sikap terpuji sebagaimana yang telah dilakukan Nabi dengan sifat-sifatnya.
Dalam melakukan segala sesuatu harus mempunyai perencanaan yang matang, sungguh-sungguh, tidak gampang menyerah dan selalu berdoa agar hasilnya dapat memuaskan
Berani berkorban dan bertanggungjawab.
Berdakwah secara terbuka pada saat kedudukan makin menguat
Melukan hijrah untuk menyusun kekuatan
Menyandarkan keberhasilan kepada Alloh sw

Jumat, 31 Agustus 2018


PENINGGALAN KEJAYAAN DINASTI ABBASIYAH









sejarah bani abbasiyah

BAB 1  SEJARAH  BANI  ABBASIYAH
  
v  SEBAB-SEBAB RUNTUHNYA DINASTI UMAYYAH.
v  BERDIRINYA DINASTI  ABBASIYAH.
v  PERPINDAHAN PUSAT KEKUASAAN KE BAGHDAD

·         Aristrokrasi artinya suatu sistem pemerintahan dengan kekuasaan yang di pegang oleh kaum bangsawan.
·         Amul Jamaah artinya tahun perdamaian umat islam yang di tandai dengan perdamaian antara Hasan bin Ali dan Muawiyah bin Abu Sofyan,terjadi pada tahun 661 M.
·         Dakwah Abbasiyah yaitu usaha dinasti Abbasiyah untuk mencari dukungan masyarakatdalam usahanya mengalahkan Dinasti Umayyah.
·         Masa kejayaan Dinasti Umayyah berlangsung pada masa khalifah Al-Walid bin Abdul Malik. Setelah itu, Dinasti Umayyah mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.
·         Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Umayyah antara lain sebagai berikut.
Ø  Figur khalifah yang lemah.
Ø  Adanya hak istimewa bagi bangsa Arab Suriah.
Ø  Pemerintahan yang tidak demokratis dan korup.
Ø  Persaingan antar suku. 
·         Kelompok yang kecewa dan tidak puas terhadap pemerintahan Dinasti Umayyah yaitu sebagai berikut.
ü  Kelompok muslim non-Arab (Mawali).
ü  Kelompok Khawarij dan Syiah.
ü  Kelompok muslim Arab di Mekah,Madinah,dan Irak.
ü  Kelompok muslim yang saleh,baik Arab maupun non-Arab.
·         Gerakan perlawanan Dinasti Abbasiyah dilakukan secara terbuka setelah Abu Muslim Al-Khurasan dikukuhkan sebagai panglima perang. Gerakan Dinasti Abbasiyah berada di tiga kota yaitu Humaymah,Kufah,dan Khurasan.

BAB 2 KEBUDAYAAN PADA MASA DINASTI ABBASIYAH

·         KONDISI SOSIAL
·         KEMAJUAN KEBUDAYAAN
·         KEMAJUAAN POLITIK DAN MILITER
              
            Masyarakat pada masa Dinasti Abbasiyah terdiri dari beberap lapisan,yaitu:
*      Kaum muslim Arab
*      Kaum muslim non-Arab (Mawali)
*      Kaum Zimmi
Beberapa lapisan tersebut mempunyai persamaan hak sebagai  negara. Beberapagolongan muslim non-Arab bahkan memiliki  kebudayaan,jabatan dan peranan penting dalam pemerintahan Dinasti Buwaihiyah,dan Dinasti Seljuk. Dalam perkembangan Islam di wilayah-wilayah baru tersebut hanya terislamkan,tetapi juga teraarabkan.Beberapa wilayah yang terarabkan tersebut,diantaranya, adalah  Mesir,Persia,Aljazair,danMaroko,Suriah,Palestine. Di antara sastrawan dan budayawan yang muncul pada masa Dinasti Abbasiyah adalah :
ü  Umar Khayam        
ü  Az-Zamakhsyari
ü  Al-Qusyairi
ü  An-Nafisi
ü  Ibnu Maskawaih
ü  Al-Kindi

Perkemkembangan kebudayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah juga dapat terlihat pada beberapa peninggalan bangunan-bangunan bersejarah, terutama masjid-masjid. Beberapa masjid yang dibangun pada masa Dinasti Abbasiyah adalah :
Ø  Masjid Jami’ al-Mansyur
Ø  Masjid Raya ar-Risyafah
Ø  Masjid Jami’ Qasr al-Khilafah
Ø  Masjid Qati’ah Umm Ja’far
Ø  Masjid Kufah
Ø  Masjid Raya Samarra
Ø  Masjid Agung Isfahan
Ø  Masjid Talkhatan Baba

Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode pertama adalah sebagai berikut :
·         Abu Abbas as-Saffah 750-754 M
·         Abu Ja’far al-Mansyur 754-775 M
·         Al-Mandi 775-785 M
·         Al-Hadi 785-786 M
·         Harun ar-Rasyid 786-809 M
·         Al-Amin 809-813 M
·         Al-Ma’mun 813-833 M
·         Al-Mu’tasim 833-842 M
·         Al-Wasiq 842-847 M

Periode pertama adalah periode yang banyak dipengaruhi persia pertama. Dikatakan demikian sebab pada periode ini ada sebuah keluarga bangsawan Persia yg berpengaruh dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yakni keluarga Barmak.Periode pertama menjadi masa kejayaan, keemasan dan kemajuan Dinasti Abbasiyah. Walaupun sebenarnya, bibit kemunduran Dinasti Abbasiyah sudah terlihat pada periode ini, yaitu ketika terjadi perang saudara antara al-Amin dan al-Ma’mun.
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode kedua adalah sebagai berikut :
§  Al-Mutawakkil  847-861 M
§  Al-Muntasir 861-862 M
§  Al-Musta’in 862-866 M
§  Al-Mu’tadid 892-902 M
§  Al-Muktafi 902-908 M
§  Al-Muktadir 908-932 M
§  Al-Mu’taz 866-869 M
§  Al-Muhtadi 869-870 M
§  Al-Mu’tamid 870-892 M
§  Al-Qahir 932-934 M
§  Ar-Radi 934-940 M
§  Al- Muttaqi 940-944 M

Periode kedua adalah periode pengaruh Turki pertama. Karena pasukan Turki yang menjadi tentara Dinasti Abbasiyah sangat mendominasi pemerintahan.
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode ketiga adalah sebagai berikut :
o   Al-Muktafi 944-946 M
o   Al-Muti 946-974 M
o   At-Ta’i 974-991 M
o   Al-Qadir 991-1031 M
o   Al-Qa’im 1031-1075 M
Periode ketiga disebut terkenal dengan sebutan pengaruh Persia kedua. Disebut demikian sebab pada waktu itu ada sebuah golongan lagi dari bangsa Persia berperan penting dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yaitu Dinasti Buwaihiyah.
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode keempat adalah sebagai berikut :
*      Al-Qa’im 1031-1075 M
*      Al-Muqtadi 1075-1094 M
*      Al-Mustazir 1094-1118 M
*      Al-Mustarsid 1118-1135 M
*      Ar-Rasyid 1135-1136 M
*      Al-Muqtafi 1136-1160 M
*      Al-Mustanjid 1160-1170 M
*      Al-Mustadi 1170-1180 M
*      An-Nasir 1180-1225 M

Periode keempat tersebut disebut pengaruh Turki kedua. Disebut demikian sebab pada waktu itu sebuah golongan dari bangsa Turki lain yang berperan penting dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yaitu Dinasti Saljuk.
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode kelima adalah sebagai berikut :
v  An-Nasir 1180-1225 M
v  Az-Zahir 1225-1226 M
v  Al-Mustansir 1226-1242 M
v  Al-Musta’sim 1242-1258 M
               
                  Pada periode kelima, pemerintahan Dinasti Abbasiyah tidak banyak dipengaruhi dan dikendalikan oleh pihak mana pun. Akan tetapi sayangnya, kekuatan politik militer Dinasti Abbasiyah sudah sangat lemah sehingga kekuasaan mereka tinggal meliputi wilayah Irak dan sekitarnya saja. Dan Dinasti Abbasiyah inji akhirnya runtuh pada tahun 1258 M karena serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.


          Interaksi yaitu hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, tanda hubungan.
Mode yaitu ragam (cara,bentuk) yang terbatas pada suatu waktu tertentu.
Paus yaitu pemimpin tertinggi agama Katholik dan berkedudukan di Roma.
Peradaban yaitu kemajuan lahir batin (kecerdasan, kebudayaan).
Wazir yaitu perdana menteri.
1.      Malik bin Dinar adalah seorang sufi  besar pada masa Dinasti Abbasiyah.
    Ia merupakan anak seorang budak berbangsa Persia dari Sifistan. Ia mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan memungut pelepah kurma. Di rumahnya tidak apa-apa, kecuali mushaf Al-Qur’an, Kendi dan tikar. Suatu ketika, ia mengatakan seandainya seseorang mempelajari ilmu untuk diamalkan, ilmunya akan berkembang, akan tetapi jika ilmu itu tidak diamalkan, ia bertambah keji, sombong, merendahkan kaum awam.
2.      Masyarakat pada masa Dinasti Abbasiyah terbagi beberapa kelas.
3.      Beberapa sastrawan dan budayawan banyak yang muncul pada masa Dinasti Abbasiyah.
4.      Perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Abbasiyah tercermin peninggalan bangunan masjid (yang bersejarah).
5.      Periode pertama ialah pengaruh Persia pertama (masa keemasan).
6.      Periode kedua ialah pengaruh Turki pertama.
7.      Periode ketiga ialah pengaruh Persia kedua (masa buwahiyah).
8.      Periode keempat ialah pengaruh Turki kedua (Dinasti Seljuk).
9.      Periode kelima ialah tidak dipengaruhi dari pihak mana pun.


BAB 3 ILMU PENGETAHUAN MASA DINASTI ABBASIYAH

A.    ILMU PENGETAHUAN UMUM

1.      Perkembangan Ilmu Filsafat
      Filsafat di kenal Islam melalui Yunani yang ditemukan kaum muslim pada abad ke-8 M di Suriah,Mesopotamia,Persia,dan Mesir. Pengaruh filsafat Yunani masuk ke daerah-daerah itu ketika Iskandar Agung mengadakan ekspansi ke bagian timur sungai Tigris pada abad ke 4 SM.
       Khalifah yang membuka jalan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan yang berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab adalah Khalifah Harun Al-Rasyid.
        Cendekiawan muslim dan filsufyang terkenal,antara lain Al-Kindi (801-866 M),Ar-Razi (864-926 M),Al-Farabi (850-950 M),Ibnu Sina (908-1037 M),Ibnu Maskawih (941-1030 M),Al-Ghazali (1051-1111 M).
          Meskipun sebenarnya filsafat Islam tidak hanya membahas persoalan kebenaran,tetapi juga mencakup ilmu kedokteran,antropologi,sosiolagi,ekonomi,biologi,kimia,musik,dan sebagainya.
2.      Ilmu Kedokteran
        Ilmu kedokteran merupakan cabang ilmu yang mempelajari keadaan kesehatan dan penyakit pada tubuh manusia,yang menggunakan cara-cara tertentu yamg sesuai dengan kaidah kesehatan. Ilmu kedokteran Islam sebagai salah satu bagian peradapan Islam yang paling diakui di dunia.
         Orang Islam pertama sebagai pengarang kedokteran adalah Ali bin Rabban At-Tabari. Ia menulis ensiklopedia kedokteran yaitu Firdaus Al-Hikmah pada tahun 850 M.
          Setelah At-Tabari,disusul oleh generasi dokter dan ilmuwan kedokteran Islam yang berjumlah hingga ratusan orang,di antaranya adalah Ar-Razi,Ali bin Al-Abbas,Ibnu Sina,Jabir bin Hayan,Al-Kindi,dan Al-Farabi. Sejak saat itu ndi daerah-daerah seperti Bagdad,Mesir,Suriah,Persia (Iran),Spanyol,Afrika Utara sampai India bermunculan banyak sekali dokter.

3.      Ilmu Astronomi
           Ilmu astronomi ada yang menyebut sebagai ilmu falak,yaitu ilmu yang mempelajari benda-benda langit,seperti matahari,bulan,dan planet-planet.
           Pada tahun 3000 SM pengetahuan tentang perbintangan sudah berkembang sejak para pendeta Kerajaan Babylonia menemukan dua belas gugusan bintang.
            Penemuan tentang gugusan bintang itu melahirkan cabang ilmu lainnya,seperti geometri,ilmu ukur,ilmu hitung,dan ilmu matematika.
            Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah,yang menjadi penyambung kebudayaan Yunani dan Eropa adalah bangsa Arab.
            Bangsa Arab menyampaikan dengan sebaik-baiknya kepada umat manusia tanpa memutarbalikkan keadaan yang mereka dapatkan.
             Seorang ilmuwan muslim di bidang astronomi yang terkenal ketika itu adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (780-850 M). Pada tahun 825 M ilmuwan itu mengarang sebuah buku yang berjudul Mukhtasar fi Hisab Al-Jabr wa al Muqabalah di Bagdad.
              Sampai saat ini,penyelesaian masalah aljabar masih menggunakan cara Al-Khawarizmi.
               Algoritma adalah urutan logis pengambilan putusan untuk pemecahan masalah.
                Dalam ilmu Astronomi,pengaruh Islam (Arab) terlihat pada nama-nama gugusan bintang yang menggunakan  bahasa Arab. Berikut ini nama-nama gugusan bintang tersebut.
                    Nama Bintang:                                                Nama Arab:
1.      Aldebaran (Alpha Tauri)                                      1. Adduburan
2.      Mirfaq                                                                  2. Marfaq
3.      Rigel (Beta Orionis)                                             3. Rijl
4.      Markab                                                                 4. Markab                                                             
5.      Altair (Alpha Aquilae)                                         5. At-Tair
6.      Kochab                                                                 6. Kaukab
7.      Alphard                                                                7. Al Fard                                                              
8.      Diphda                                                                 8. Difda’
      
                                                                                                                        
                                   Arti:
1.      Dua buntut
2.      Siku
3.      Kaki
4.      Kendaraan
5.      Burung
6.      Bintang
7.      Sendirian
8.      Katak


                                   

4.      Tokoh-Tokoh Ilmuwan
·         Al-Kindi
·         Al-Farabi
·         Ar-Razi
·         Ibnu Sina
·         Ibnu Maskawih
·         Al-Ghazali
·         Jabir bin Hayyan
5.      Baitul Hikmah
       Al-Makmum merupakan khalifah yang gigih dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Berdirinya Baitul Hikmah merupakan bukti yang menunjukkan kemampuan dan kemauan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani.
        Di dalam Baitul Hikmah terdapat ruang baca dan tempat tinggal bagi para penerjemah.
         Orang-orang yang di beri tugas-tugas penerjemahan oleh Al-Makmum antara lain Yahya bin Mansur,Qusta bin Luqa,Hunain bin Ishaq,dan Sabain Sabit bin Qurra.
          Ilmu astronomi merupakan literatur untuk menentukan/mengetahui arah Kakbah.
          Baitul Hikmah telah mendorong kemajuan dan perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan,filsafat,kesusastraan,dan syariat Islam.


B.     ILMU PENGETAHUAN  AGAMA
       
1.      Ilmu Hadits
v  Perkembangan Ilmu Hadits pada Periode Kelima
        Pada periode kelima,berbagai permasalahan itu antara lain yang ada pada periode sebelumnya mulai terjawab. Permasalahan itu antara lain pemisahan hadits Nabi saw.dengan fatwa sahabat serta hadits palsu. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut.
Ø  Berkunjung ke daerah-daerah yang jauh untuk mengumpulkan hadits dari para rawi.
Ø  Mengklasifikasikan jenis hadits,yaitu :
·         Marfu’ artinya hadits yang sanadnya sampai Nabi Muhammad saw.
·         Mauquf artinya hadits yang sanadnya sampai sahabat.
·         Maqtub artinya hadits yang sanadnya sampai tabiin.
·         Mengumpulkan kritik hadits yang ditujukan kepada perawi.
                
   Selanjutnya,kita bahas riwayat singkat para ulama hadits,yaitu sebagai berikut.
*      Imam Al-Bukhari
*      Imam Muslim
*      Abu Dawud
*      At-Tirmizi
*      An-Nasai
*      Ibnu Majah


v  Perkembangan Ilmu Hadits pada Periode Keenam
  Para ulama hadits telah sepakat bahwa ahli hadits yang hidup sebelum periode ini disebut ulama hadits Mutaqadimin. Sedangkan ulama hadits yang hidup pada periode ini dan sesudahnya para ulama menyebutkan hadits Muta’akhirin. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memelihara hadits antara lain sebagai berikut.

·         Menghafal sejumlah hadits.
·         Menyempurnakan susunan kitab-kitab hadits.
·         Menghimpun hadits-hadits yang tidak beraturan menjadi bagian-bagian yang sistematis.
·         Menyusun kitab sejarah untuk menjelaskan kitab-kitab hadits terdahalu.
             
Karya-karya para ulama yang berupa kitab-kitab pada periode ini antara lain sebagai berikut :
a.       Kitab Mustakhrij,adalah kitab yang dihasilkan dengan metode istikhraj. Kitab ini disusun dengan cara mengambil hadits dari seorang ulama hadits tertentu,kemudian meriwayatkannya dengan sanad sendiri yang berbeda dari sanad ulama tersebut.

b.      Kitab Atraf,adalah kitab yang menyebut sebagian dari teks atau matan hadits saja,kemudian menjelaskan seluruh sanad dari matan itu.

c.       Kitab Mustadrak,adalah kitab yang memuat hadits-hadits yang memiliki syarat dari Al-Bukhari dan Muslim atau salah satu di antara keduanya.

d.      Kitab Jami,adalah kitab yang memuat hadits-hadits yang telah termuat dalam kitab-kitab yang telah ada.

2.      Ilmu Tafsir
         Perkembangan ilmu tafsir pada saat kekuasaan Bani Abbasiyah mengalami masa keemasan. Para ahli tafsir dari kalangan tabiin-tabiin yang terkenal,bermunculan. Mereka antara lain Imara Sufyan bin Uyainah,Waki’Al-Jarrah,Syubah Al-Hajjaj,dan Zaid bin Harun.Tafsir ini disebut tafsir Maudui atau tafsir tematis.
         Tafsir ini disebut tafsir Al-Iimi. Riwayat singkat beberapa ahli tafsir yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu sebagai berikut:
*      Abu Jafar Muhammad bin Jarir At-Tabari
*      FahruddinAr-Razi
*      Al-Zamakhsari

3.      IImu Fikih
v  Perkembangan IImu Fikih pada Periode Keempat
Pada periode keempat,ilmu fikih mengalami perkembangan pesat. Hal itu disebabkan para tabiin telah menetapkan landasan dan meletakkan dasar-dasar ilmu fikih pada periode sebelumnya.
                          Selain itu muncul empat Imam Mazhab,yaitu Imam Hanafi,Imam
                          Maliki,Imam Syafii,dan Imam Hambali. Riwayat keempat Imam
                          Mazhab tersebut akan diuraikan secara ringkas sebagai berikut.
·         Imam Hanafi
·         Imam Malik
·         Imam Syafii
·         Imam Hambali
v  Perkembangan Fikih pada Periode Kelima
Pada periode kelima ini,gerakan ijtihad mulai kurang bergairah. Perhatian para fukaha lebih terfokus pada pengkajian pendapat yang ada dalam tiap madzab. Kajian tersebut adalah syarah (keterangan atau penjelasan),tarjih (penerapan),dan Tahqiq (penetapan).

4.      IImu Tasawuf
 Pada masa Dinasti Abbasiyah,ilmu tasawuf berkembang pesat ditandai   dengan adanya pergeseran dari tasawuf ke Zuhud. Tasawuf yang bersifat akhlak berdasarkan pada Al-Qur’an dan sunah nabi. Tasawuf model ini sering disebut sebagai tasawuf suni. Salah satu tokoh di belakang tasawuf akhlak ini adalah Haris bin Asad Al-Muhasibi yang wafat pada tahun 838 M,di Bagdad. Tasawuf yang bersifat filsafat adalah tasawuf yang sudah tercampur dengan metafisika. Salah satunya tokoh di belakang tasawuf filsafat yang terkenal adalah Zunnun Al-Misri,yang meninggal pada tahun 899 M di Iskandariyah,dan Abu Yazid Al-Bistani yang meninggal pada tahun 875 M di Bistam.Tokoh-tokohnya antara lain Abu Qasim Al-Qusyairi,yang wafat pada tahun 1072 M,dan Abu Hamid Al-Ghazali yang wafat tahun 1111 M.