PENINGGALAN KEJAYAAN DINASTI ABBASIYAH
Jumat, 31 Agustus 2018
sejarah bani abbasiyah
BAB 1 SEJARAH BANI ABBASIYAH
v SEBAB-SEBAB RUNTUHNYA DINASTI UMAYYAH.
v BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH.
v PERPINDAHAN PUSAT KEKUASAAN KE BAGHDAD
· Aristrokrasi artinya suatu sistem pemerintahan dengan kekuasaan yang di pegang oleh kaum bangsawan.
· Amul Jamaah artinya tahun perdamaian umat islam yang di tandai dengan perdamaian antara Hasan bin Ali dan Muawiyah bin Abu Sofyan,terjadi pada tahun 661 M.
· Dakwah Abbasiyah yaitu usaha dinasti Abbasiyah untuk mencari dukungan masyarakatdalam usahanya mengalahkan Dinasti Umayyah.
· Masa kejayaan Dinasti Umayyah berlangsung pada masa khalifah Al-Walid bin Abdul Malik. Setelah itu, Dinasti Umayyah mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh.
· Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Umayyah antara lain sebagai berikut.
Ø Figur khalifah yang lemah.
Ø Adanya hak istimewa bagi bangsa Arab Suriah.
Ø Pemerintahan yang tidak demokratis dan korup.
Ø Persaingan antar suku.
· Kelompok yang kecewa dan tidak puas terhadap pemerintahan Dinasti Umayyah yaitu sebagai berikut.
ü Kelompok muslim non-Arab (Mawali).
ü Kelompok Khawarij dan Syiah.
ü Kelompok muslim Arab di Mekah,Madinah,dan Irak.
ü Kelompok muslim yang saleh,baik Arab maupun non-Arab.
· Gerakan perlawanan Dinasti Abbasiyah dilakukan secara terbuka setelah Abu Muslim Al-Khurasan dikukuhkan sebagai panglima perang. Gerakan Dinasti Abbasiyah berada di tiga kota yaitu Humaymah,Kufah,dan Khurasan.
BAB 2 KEBUDAYAAN PADA MASA DINASTI ABBASIYAH
· KONDISI SOSIAL
· KEMAJUAN KEBUDAYAAN
· KEMAJUAAN POLITIK DAN MILITER
Masyarakat pada masa Dinasti Abbasiyah terdiri dari beberap lapisan,yaitu:
Beberapa lapisan tersebut mempunyai persamaan hak sebagai negara. Beberapagolongan muslim non-Arab bahkan memiliki kebudayaan,jabatan dan peranan penting dalam pemerintahan Dinasti Buwaihiyah,dan Dinasti Seljuk. Dalam perkembangan Islam di wilayah-wilayah baru tersebut hanya terislamkan,tetapi juga teraarabkan.Beberapa wilayah yang terarabkan tersebut,diantaranya, adalah Mesir,Persia,Aljazair,danMaroko,Suriah,Palestine. Di antara sastrawan dan budayawan yang muncul pada masa Dinasti Abbasiyah adalah :
ü Umar Khayam
ü Az-Zamakhsyari
ü Al-Qusyairi
ü An-Nafisi
ü Ibnu Maskawaih
ü Al-Kindi
Perkemkembangan kebudayaan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah juga dapat terlihat pada beberapa peninggalan bangunan-bangunan bersejarah, terutama masjid-masjid. Beberapa masjid yang dibangun pada masa Dinasti Abbasiyah adalah :
Ø Masjid Jami’ al-Mansyur
Ø Masjid Raya ar-Risyafah
Ø Masjid Jami’ Qasr al-Khilafah
Ø Masjid Qati’ah Umm Ja’far
Ø Masjid Kufah
Ø Masjid Raya Samarra
Ø Masjid Agung Isfahan
Ø Masjid Talkhatan Baba
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode pertama adalah sebagai berikut :
· Abu Abbas as-Saffah 750-754 M
· Abu Ja’far al-Mansyur 754-775 M
· Al-Mandi 775-785 M
· Al-Hadi 785-786 M
· Harun ar-Rasyid 786-809 M
· Al-Amin 809-813 M
· Al-Ma’mun 813-833 M
· Al-Mu’tasim 833-842 M
· Al-Wasiq 842-847 M
Periode pertama adalah periode yang banyak dipengaruhi persia pertama. Dikatakan demikian sebab pada periode ini ada sebuah keluarga bangsawan Persia yg berpengaruh dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yakni keluarga Barmak.Periode pertama menjadi masa kejayaan, keemasan dan kemajuan Dinasti Abbasiyah. Walaupun sebenarnya, bibit kemunduran Dinasti Abbasiyah sudah terlihat pada periode ini, yaitu ketika terjadi perang saudara antara al-Amin dan al-Ma’mun.
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode kedua adalah sebagai berikut :
§ Al-Mutawakkil 847-861 M
§ Al-Muntasir 861-862 M
§ Al-Musta’in 862-866 M
§ Al-Mu’tadid 892-902 M
§ Al-Muktafi 902-908 M
§ Al-Muktadir 908-932 M
§ Al-Mu’taz 866-869 M
§ Al-Muhtadi 869-870 M
§ Al-Mu’tamid 870-892 M
§ Al-Qahir 932-934 M
§ Ar-Radi 934-940 M
§ Al- Muttaqi 940-944 M
Periode kedua adalah periode pengaruh Turki pertama. Karena pasukan Turki yang menjadi tentara Dinasti Abbasiyah sangat mendominasi pemerintahan.
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode ketiga adalah sebagai berikut :
o Al-Muktafi 944-946 M
o Al-Muti 946-974 M
o At-Ta’i 974-991 M
o Al-Qadir 991-1031 M
o Al-Qa’im 1031-1075 M
Periode ketiga disebut terkenal dengan sebutan pengaruh Persia kedua. Disebut demikian sebab pada waktu itu ada sebuah golongan lagi dari bangsa Persia berperan penting dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yaitu Dinasti Buwaihiyah.
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode keempat adalah sebagai berikut :
Periode keempat tersebut disebut pengaruh Turki kedua. Disebut demikian sebab pada waktu itu sebuah golongan dari bangsa Turki lain yang berperan penting dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yaitu Dinasti Saljuk.
Khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode kelima adalah sebagai berikut :
v An-Nasir 1180-1225 M
v Az-Zahir 1225-1226 M
v Al-Mustansir 1226-1242 M
v Al-Musta’sim 1242-1258 M
Pada periode kelima, pemerintahan Dinasti Abbasiyah tidak banyak dipengaruhi dan dikendalikan oleh pihak mana pun. Akan tetapi sayangnya, kekuatan politik militer Dinasti Abbasiyah sudah sangat lemah sehingga kekuasaan mereka tinggal meliputi wilayah Irak dan sekitarnya saja. Dan Dinasti Abbasiyah inji akhirnya runtuh pada tahun 1258 M karena serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
Interaksi yaitu hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, tanda hubungan.
Mode yaitu ragam (cara,bentuk) yang terbatas pada suatu waktu tertentu.
Paus yaitu pemimpin tertinggi agama Katholik dan berkedudukan di Roma.
Peradaban yaitu kemajuan lahir batin (kecerdasan, kebudayaan).
Wazir yaitu perdana menteri.
1. Malik bin Dinar adalah seorang sufi besar pada masa Dinasti Abbasiyah.
Ia merupakan anak seorang budak berbangsa Persia dari Sifistan. Ia mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan memungut pelepah kurma. Di rumahnya tidak apa-apa, kecuali mushaf Al-Qur’an, Kendi dan tikar. Suatu ketika, ia mengatakan seandainya seseorang mempelajari ilmu untuk diamalkan, ilmunya akan berkembang, akan tetapi jika ilmu itu tidak diamalkan, ia bertambah keji, sombong, merendahkan kaum awam.
2. Masyarakat pada masa Dinasti Abbasiyah terbagi beberapa kelas.
3. Beberapa sastrawan dan budayawan banyak yang muncul pada masa Dinasti Abbasiyah.
4. Perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Abbasiyah tercermin peninggalan bangunan masjid (yang bersejarah).
5. Periode pertama ialah pengaruh Persia pertama (masa keemasan).
6. Periode kedua ialah pengaruh Turki pertama.
7. Periode ketiga ialah pengaruh Persia kedua (masa buwahiyah).
8. Periode keempat ialah pengaruh Turki kedua (Dinasti Seljuk).
9. Periode kelima ialah tidak dipengaruhi dari pihak mana pun.
BAB 3 ILMU PENGETAHUAN MASA DINASTI ABBASIYAH
A. ILMU PENGETAHUAN UMUM
1. Perkembangan Ilmu Filsafat
Filsafat di kenal Islam melalui Yunani yang ditemukan kaum muslim pada abad ke-8 M di Suriah,Mesopotamia,Persia,dan Mesir. Pengaruh filsafat Yunani masuk ke daerah-daerah itu ketika Iskandar Agung mengadakan ekspansi ke bagian timur sungai Tigris pada abad ke 4 SM.
Khalifah yang membuka jalan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan yang berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab adalah Khalifah Harun Al-Rasyid.
Cendekiawan muslim dan filsufyang terkenal,antara lain Al-Kindi (801-866 M),Ar-Razi (864-926 M),Al-Farabi (850-950 M),Ibnu Sina (908-1037 M),Ibnu Maskawih (941-1030 M),Al-Ghazali (1051-1111 M).
Meskipun sebenarnya filsafat Islam tidak hanya membahas persoalan kebenaran,tetapi juga mencakup ilmu kedokteran,antropologi,sosiolagi,ekonomi,biologi,kimia,musik,dan sebagainya.
2. Ilmu Kedokteran
Ilmu kedokteran merupakan cabang ilmu yang mempelajari keadaan kesehatan dan penyakit pada tubuh manusia,yang menggunakan cara-cara tertentu yamg sesuai dengan kaidah kesehatan. Ilmu kedokteran Islam sebagai salah satu bagian peradapan Islam yang paling diakui di dunia.
Orang Islam pertama sebagai pengarang kedokteran adalah Ali bin Rabban At-Tabari. Ia menulis ensiklopedia kedokteran yaitu Firdaus Al-Hikmah pada tahun 850 M.
Setelah At-Tabari,disusul oleh generasi dokter dan ilmuwan kedokteran Islam yang berjumlah hingga ratusan orang,di antaranya adalah Ar-Razi,Ali bin Al-Abbas,Ibnu Sina,Jabir bin Hayan,Al-Kindi,dan Al-Farabi. Sejak saat itu ndi daerah-daerah seperti Bagdad,Mesir,Suriah,Persia (Iran),Spanyol,Afrika Utara sampai India bermunculan banyak sekali dokter.
3. Ilmu Astronomi
Ilmu astronomi ada yang menyebut sebagai ilmu falak,yaitu ilmu yang mempelajari benda-benda langit,seperti matahari,bulan,dan planet-planet.
Pada tahun 3000 SM pengetahuan tentang perbintangan sudah berkembang sejak para pendeta Kerajaan Babylonia menemukan dua belas gugusan bintang.
Penemuan tentang gugusan bintang itu melahirkan cabang ilmu lainnya,seperti geometri,ilmu ukur,ilmu hitung,dan ilmu matematika.
Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah,yang menjadi penyambung kebudayaan Yunani dan Eropa adalah bangsa Arab.
Bangsa Arab menyampaikan dengan sebaik-baiknya kepada umat manusia tanpa memutarbalikkan keadaan yang mereka dapatkan.
Seorang ilmuwan muslim di bidang astronomi yang terkenal ketika itu adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi (780-850 M). Pada tahun 825 M ilmuwan itu mengarang sebuah buku yang berjudul Mukhtasar fi Hisab Al-Jabr wa al Muqabalah di Bagdad.
Sampai saat ini,penyelesaian masalah aljabar masih menggunakan cara Al-Khawarizmi.
Algoritma adalah urutan logis pengambilan putusan untuk pemecahan masalah.
Dalam ilmu Astronomi,pengaruh Islam (Arab) terlihat pada nama-nama gugusan bintang yang menggunakan bahasa Arab. Berikut ini nama-nama gugusan bintang tersebut.
Nama Bintang: Nama Arab:
1. Aldebaran (Alpha Tauri) 1. Adduburan
2. Mirfaq 2. Marfaq
3. Rigel (Beta Orionis) 3. Rijl
4. Markab 4. Markab
5. Altair (Alpha Aquilae) 5. At-Tair
6. Kochab 6. Kaukab
7. Alphard 7. Al Fard
8. Diphda 8. Difda’
Arti:
1. Dua buntut
2. Siku
3. Kaki
4. Kendaraan
5. Burung
6. Bintang
7. Sendirian
8. Katak
4. Tokoh-Tokoh Ilmuwan
· Al-Kindi
· Al-Farabi
· Ar-Razi
· Ibnu Sina
· Ibnu Maskawih
· Al-Ghazali
· Jabir bin Hayyan
5. Baitul Hikmah
Al-Makmum merupakan khalifah yang gigih dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Berdirinya Baitul Hikmah merupakan bukti yang menunjukkan kemampuan dan kemauan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani.
Di dalam Baitul Hikmah terdapat ruang baca dan tempat tinggal bagi para penerjemah.
Orang-orang yang di beri tugas-tugas penerjemahan oleh Al-Makmum antara lain Yahya bin Mansur,Qusta bin Luqa,Hunain bin Ishaq,dan Sabain Sabit bin Qurra.
Ilmu astronomi merupakan literatur untuk menentukan/mengetahui arah Kakbah.
Baitul Hikmah telah mendorong kemajuan dan perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan,filsafat,kesusastraan,dan syariat Islam.
B. ILMU PENGETAHUAN AGAMA
1. Ilmu Hadits
v Perkembangan Ilmu Hadits pada Periode Kelima
Pada periode kelima,berbagai permasalahan itu antara lain yang ada pada periode sebelumnya mulai terjawab. Permasalahan itu antara lain pemisahan hadits Nabi saw.dengan fatwa sahabat serta hadits palsu. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain dengan cara sebagai berikut.
Ø Berkunjung ke daerah-daerah yang jauh untuk mengumpulkan hadits dari para rawi.
Ø Mengklasifikasikan jenis hadits,yaitu :
· Marfu’ artinya hadits yang sanadnya sampai Nabi Muhammad saw.
· Mauquf artinya hadits yang sanadnya sampai sahabat.
· Maqtub artinya hadits yang sanadnya sampai tabiin.
· Mengumpulkan kritik hadits yang ditujukan kepada perawi.
Selanjutnya,kita bahas riwayat singkat para ulama hadits,yaitu sebagai berikut.
v Perkembangan Ilmu Hadits pada Periode Keenam
Para ulama hadits telah sepakat bahwa ahli hadits yang hidup sebelum periode ini disebut ulama hadits Mutaqadimin. Sedangkan ulama hadits yang hidup pada periode ini dan sesudahnya para ulama menyebutkan hadits Muta’akhirin. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memelihara hadits antara lain sebagai berikut.
· Menghafal sejumlah hadits.
· Menyempurnakan susunan kitab-kitab hadits.
· Menghimpun hadits-hadits yang tidak beraturan menjadi bagian-bagian yang sistematis.
· Menyusun kitab sejarah untuk menjelaskan kitab-kitab hadits terdahalu.
Karya-karya para ulama yang berupa kitab-kitab pada periode ini antara lain sebagai berikut :
a. Kitab Mustakhrij,adalah kitab yang dihasilkan dengan metode istikhraj. Kitab ini disusun dengan cara mengambil hadits dari seorang ulama hadits tertentu,kemudian meriwayatkannya dengan sanad sendiri yang berbeda dari sanad ulama tersebut.
b. Kitab Atraf,adalah kitab yang menyebut sebagian dari teks atau matan hadits saja,kemudian menjelaskan seluruh sanad dari matan itu.
c. Kitab Mustadrak,adalah kitab yang memuat hadits-hadits yang memiliki syarat dari Al-Bukhari dan Muslim atau salah satu di antara keduanya.
d. Kitab Jami,adalah kitab yang memuat hadits-hadits yang telah termuat dalam kitab-kitab yang telah ada.
2. Ilmu Tafsir
Perkembangan ilmu tafsir pada saat kekuasaan Bani Abbasiyah mengalami masa keemasan. Para ahli tafsir dari kalangan tabiin-tabiin yang terkenal,bermunculan. Mereka antara lain Imara Sufyan bin Uyainah,Waki’Al-Jarrah,Syubah Al-Hajjaj,dan Zaid bin Harun.Tafsir ini disebut tafsir Maudui atau tafsir tematis.
Tafsir ini disebut tafsir Al-Iimi. Riwayat singkat beberapa ahli tafsir yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu sebagai berikut:
3. IImu Fikih
v Perkembangan IImu Fikih pada Periode Keempat
Pada periode keempat,ilmu fikih mengalami perkembangan pesat. Hal itu disebabkan para tabiin telah menetapkan landasan dan meletakkan dasar-dasar ilmu fikih pada periode sebelumnya.
Selain itu muncul empat Imam Mazhab,yaitu Imam Hanafi,Imam
Maliki,Imam Syafii,dan Imam Hambali. Riwayat keempat Imam
Mazhab tersebut akan diuraikan secara ringkas sebagai berikut.
· Imam Hanafi
· Imam Malik
· Imam Syafii
· Imam Hambali
v Perkembangan Fikih pada Periode Kelima
Pada periode kelima ini,gerakan ijtihad mulai kurang bergairah. Perhatian para fukaha lebih terfokus pada pengkajian pendapat yang ada dalam tiap madzab. Kajian tersebut adalah syarah (keterangan atau penjelasan),tarjih (penerapan),dan Tahqiq (penetapan).
4. IImu Tasawuf
Pada masa Dinasti Abbasiyah,ilmu tasawuf berkembang pesat ditandai dengan adanya pergeseran dari tasawuf ke Zuhud. Tasawuf yang bersifat akhlak berdasarkan pada Al-Qur’an dan sunah nabi. Tasawuf model ini sering disebut sebagai tasawuf suni. Salah satu tokoh di belakang tasawuf akhlak ini adalah Haris bin Asad Al-Muhasibi yang wafat pada tahun 838 M,di Bagdad. Tasawuf yang bersifat filsafat adalah tasawuf yang sudah tercampur dengan metafisika. Salah satunya tokoh di belakang tasawuf filsafat yang terkenal adalah Zunnun Al-Misri,yang meninggal pada tahun 899 M di Iskandariyah,dan Abu Yazid Al-Bistani yang meninggal pada tahun 875 M di Bistam.Tokoh-tokohnya antara lain Abu Qasim Al-Qusyairi,yang wafat pada tahun 1072 M,dan Abu Hamid Al-Ghazali yang wafat tahun 1111 M.
Langganan:
Komentar (Atom)





